• Feed RSS
0
Dia yang berbicara
Dia memberi nasehat
Seorang yang baik
Di mata orang dia selalu santun

Tapi taukah anda
Betapa sakitnya orang itu
Sakit rasanya
Teman dekatnya

Orang yang selama ini dia kenal
Memiliki sifat yang tak disangka
Seperti petir di siang bolong
Merobek hati yang lemah ini


karya Sigit S.W
0
“Mahasiswa orang yg belajar di perguruan tinggi” (sumber: KBBI / Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Mahasiswa merupakan tingkatan tertinggi dari bentuk seorang siswa / murid. Secara tidak langsung, kita yang sekarang sudah bertransformasi menjadi seorang mahasiswa seharusnya memiliki kepribadian & perilaku yang lebih matang dan dewasa. Mengingat mahasiswa merupakan insan yang bisa dimasukkan dalam kategori dewasa. Seseorang yang disebut dewasa harus siap berhadapan berbagai macam hal di lingkungan sekitar kita.  Seorang dewasa juga sudah harus memulai untuk mengambil keputusan & tindakan yang akan mereka ambil. Para siswa akan memiliki peran yang berbeda semenjak mereka bermetamorfosis menjadi seorang mahasiswa.

Seperti yang tertulis di Kamus Besar Bahasa Indonesia yang pada intinya mahasiswa mengemban tugas untuk belajar. Ingat ! Belajar itu bukan hanya yang ada hubungannya dengan akademik, melainkan mencakup belajar untuk menentukan sikap, bermasyarkat, dewasa dsb. Mahasiswa ditugaskan belajar karena mereka merupakan generasi penerus bangsa. Salah satu ciri suatu bangsa itu dikatakan maju salah satunya memiliki generasi yang berkualitas & mumpuni. Merekalah yang akan melanjutkan tongkat estafet generasi sebelumnya. Bukankah mencari ilmu merupakan perintah agama?

Mahasiswa juga berperan sebagai agen perubahan (agent of change). Tentu kita masih ingat tentang peristiwa penggulingan Presiden Soeharto yang nyatanya dimobilisasi oleh para mahasiswa. Mereka langsung turun ke jalan menyerukan aspirasi mereka, bahkan sampai jatuh korban tapi akhirnya berhasil menggulingkan Soeharto yang saat itu menjabat sebagai presiden. Sejarah telah membuktikan pemuda (dalam hal ini mahasiswa) telah berhasil  sebagai pembawa perubahan. Tugas kita sekarang adalah membentuk perubahan tersebut menjadi perubahan yang cenderung baik.
Mahasiswa generasi penerus bangsa yang sejati akan senantiasa menjaga ketentraman & ketertiban lingkungan. Dengan demikian akan tercipta harmoni juga keteraturan dalam bermasyarakat. Dalam hal ini mahasiswa dikatakan sebagai seorang pengendali sosial. Di sini juga mahasiswa dapat menjadi seorang perantara baik warga dengan warga atau mungkin warga dengan pihak luar. Penulis pernah melihat berita di televisi yang isinya tentang sekumpulan mahasiswa yang menolak penggusuran kios-kios pedagang di sebuah stasiun kereta api yang berada di Jakarta. Mereka meminta pihak stasiun memberikan solusi yang adil bagi semua pihak.

Mahasiswa adalah generasi muda yang akan beranjak, tumbuh dan berkembang manjadi seorang yang dewasa. Mereka sudah disiapkan sekiranya peran apa yang akan peroleh dalam masyarakat telat. Sehingga nanti sudah siap jika diterjunkan ke dalam masyarakat langsung. Ibarat dalam pementasa drama, orang yang mengikuti pentas tersebut tapi tau peran dan naskah maka mereka akan kebingungan saat pentas berlangsung dan malah merusak pentas itu. Orang yang berjalan tanpa tujuan akan pergi tak menentu entah kapan akan kembali lagi.
Waktu berlalu dengan cepat tanpa saya sadari. Saya sendiri sudah bertransformasi menjadi MABA (Mahasiswa Baru). Saya pun masih bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya kehidupan saya sebagai mahasiswa akan seperti apa ya? Kata orang-orang, kehidupan kampus itu jauh berbeda dengan hiruk-pikuk kita di SMA dulu. Ada juga yang bilang, di kampus itu sudah seperti miniatur kehidupan masyarakat. Nah, beberapa waktu yang lalu KP (Kakak Pembina) kelompok kami telah memberikan sedikit gambaran kehidupan yang sekiranya berada di kampus.

Saat kuliah kita sudah dituntut untuk lebih mandiri. Contohnya, Dosen tidak akan selamanya mengingatkan sesuatu (tugas, test, dsb) secara terus-menerus. Bertanyalah kepada teman-teman sekelas kita. Jangan hanya diam dan berharap seseorang akan memberi segala informasi. Menurut saya pribadi, masa perkuliahan adalah masa dimana kita harus selalu up-to-date dengan informasi karena jika kita tertinggal informasi sedikit saja maka kita akan “keteteran”. Mau tidak mau, bagaimana pun caranya kita harus selalu bisa mendapatkan informasi baik berkenaan dengan perkuliahan, kampus, dsb.

Di kampus itu ada berbagai macam UKM (Unik Kegiatan Mahasiswa). Bisa dikatakan UKM itu sama  halnya dengan ekstraskurikuler di SMP & SMA. Dengan kebergaman UKM tersebut kita menjadi lebih leluasa untuk memilih tapi jangan malah kita dibuat terlena oleh hal tersebut. Seperti yang dikatakan KP (Kakak Pembina) saya, kita boleh mengikuti UKM mana saja yang inginkan tapi dengan catatan kegiatan perkuliahan kita tidak terganggu atau bahkan menurunkan kinerja belajar. Tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar. Saya tidak menyimpulkan bahwa ikut UKM itu akan menurunkan kinerja belajar atau melarang mahasiswa (khususnya MABA) untuk mengikuti UKM sama sekali. Alangkah baiknya kita mengikuti UKM tapi tetap menyelaraskan kinerja pada UKM dan belajar sehingga keduanya akan mengahasilkan sesuatu yang maksimal.

Sebelumnya saya menyebutkan kampus itu seperti miniatur masyarakat, orang-orang yang memilki sikap & kepribadian yang berbeda-beda, lingkungan yang lebih beraneka macam, kegiatan-kegiatan yang mungkin belum pernah kita lihat dan satu lagi: “ALIRAN SESAT”. KP (Kakak Pembina), masyarakat, juga orang tua saya memberitahu di setiap kampus pasti ada perkumpulan aliran sesat. Mereka berbaur dengan warga kampus seolah-olah mereka hanya warga biasa. Begitu ada kesempatan, mereka akan mendekati mahasiswa yang lengah secara tidak sadar mereka sudah mendoktrin kita. Coba cari teman-teman yang lebih mengerti tentang perkumpulan aliran sesat supaya kita tahu bagaimana ciri-ciri “mereka” dan bagaimana caranya agar kita tidak terdoktrin ajaran “mereka”.

Pada dasarnya, kehidupan kampus mirip dengan kehidupan masyarakat luas di luar sana karena di kampus terdapat orang-orang yang beraneka macam ras, suku, dan agama. Bukan maksud mereka (ataupun penulis pribadi) untuk menakut-nakuti para pembaca sekalian. Tidak semua informasi yang mereka (KP, masyarkat dsb) benar dan tidak semuanya salah. Ada baiknya kita semua mengambil langkah pencegahan demi keamanan, keselamatan, dan keselamatan kita semua. Posting ini hanya bersifat opini penulis yang berasal dari sudut pandang penulis sendiri, mohon maaf jika ada kesalahan mengenai informasi yang saya tulis di atas. Jangan langsung menelan bulat-bulat informasi yang kalian dapat dari manapun sumbernya. Kebenaran hanya datang dari Allah SWT.

Ayo Semangat ! PARA PENGUKIR SEJARAH
0

Baru-baru ini Negara sedang dilanda oleh demam Smartphone. Berbagai brand ternama bahkan lokal berlomba-lomba untuk menarik hati para konsumen di Tanah Air. OS (Operating System) yang sedang gencar-gencarnya datang adalah OS Android yang dibuat oleh Google. Mungkin sebagian dari Anda sedang berminat memilikinya. Berikut beberapa tips yang bisa membantu untuk memilih Smartphone:

1. Budget
Yang pertama adalah sesuaikan budget atau keadaan keuangan Anda. Usahakan jangan sampai Anda berhutang kesana-kemari untuk membeli smartphone. Atau mungkin Anda bisa menabung sedikit demi sedikit dari penghasilan yang diperoleh.

2. Kualitas
Anda jangan mudah tergiur dengan harga yang murah. Bisa jadi kualitasnya pun "murah". Tapi tidak menutup kemungkinan hal tersebut berlaku untuk harga yang mahal. Intinya adalah “harga tidak menjamin kualitas suatu barang”.

3. Sesuaikan dengan kebutuhan

Dengan demikian, kebutuhan smartphone anda akan terpenuhi dan bias menciptakan manfaat jangka panjang. Misalnya jika anda tipe orang yang selalu ingin update dalam social networking gunakanlah ponsel besutan Blackberry. Lalu jika anda tipe orang yang suka main game & ingin mendapatkan software yang melimpah ruah + gratis gunakanlah ponsel yang ber-OS Android.

Semua orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Kita tidak harus memakai ponsel yang sama dengan teman (sedang trend). Sehingga kita tidak menjadi badut-badut teknologi yang hanya melihat trend tetapi tidak melihat kebutuhan untuk diri sendiri. Pilihan kembali kepada diri masing-masing.

Semoga posting saya kali ini bermanfaat bagi anda semua.
TERIMA KASIH

0
Indonesia adalah negara yang masih berkembang menjadi negara yang lebih baik. Tiap orang memiliki caranya tersendiri untuk mengharumkan nama Bangsa di kancah Internasional. Salah satunya ditempuh dengan jalur pendidikan. Jika anda lihat layar televisi, banyak warga Indonesia yang ingin meraih pendidikan yang lebih baik. Masyarakat di daerah pedesaan Indonesia biasanya tidak akan memikirkan apakah sekolah negeri atau swasta yang akan anak mereka masuki. Yang penting bisa sekolah juga Alhamdulillah. Berbeda dengan sebagian masyarakat perkotann, mereka lebih menyukai jika putra/putri mereka bisa masuk ke dalam Sekolah Negeri.

Mungkin masyarakat beranggapan bahwa anak yang masuk ke Sekolah/PT (Perguruan Tinggi) Negeri itu adalah anak yang lebih baik daripada yang lainnya. Belum lagi yang masuk Sekolah Negeri Favorit. Berbeda halnya dengan Sekolah Swasta. Mungkin yang pertama kali muncul di benak masyarakat kita saat mendengar siswa/siswi Sekolah Swasta adalah anak yang nakal lah, anak yang bodoh lah, atau mungkin anak yang pemalas. Padahal anggapan tersebut belum tentu 100% benar adanya. Sekolah yang bagus tidak menentukan sepintar apa anak tersebut. Tetapi siswa itu sendiri yang menentukannya. Kontribusi apa saja yang telah dia berikan. Apakah itu mengharumkan nama Sekolah, Kota, atau bahkan Negara.

Apakah paradigma ini akan terus berlanjut? Memangnya salah jika seseorang masuk ke Sekolah Swasta? Yah, inilah salah satu contoh penyakit masyarakat sekarang. Masih terkesan diskriminatif (walaupun tidak terlalu jelas terlihat). Semoga saja fenomena ini tidak akan terus berlanjut.
0
Ya, lingkungan baru. Itulah yang saya rasakan di SMA tempat saya menuntut ilmu. Bertemu dengan orang-orang yang belum kita kenal. Ada yang dari luar kota, luar provinsi , bahkan luar pulau Jawa. Bertemu dengan teman-teman yang beragam dan unik-unik. Itulah senangnya memiliki yang berbeda daripada yang lain. Dan bertemu dengan guru-guru yang berbeda pula.

Tapi saya tetap melakukan proteksi diri dari lingkungan sekolah yang kurang baik. Sebagus dan segermelap sebuah sekolah, pasti saja ada lingkungan yang kurang baik. Meskipun lingkungan tersebut ditimbulkan dari kalangan minoritas. Boleh melakukan proteksi diri, tetapi jangan terlalu berlebihan. Bisa saja itu mengakibatkan kita untuk bersikap over protection. Karena dari situlah sikap "meremehkan" orang lain itu muncul.

Pergaulan kita itu boleh luas, hanya saja jangan sampai melampaui ketentuan-ketentuan yang ada. Hal ini bisa menimalisir dari akibat-akibat yang tidak diharapkan. Seperti free sex, human trafficking, dan lain sebagainya. Teman-teman kita pasti memiliki aktivitas yang berbeda-beda. Mulai dari hobi, ekskul, bahkan hanya untuk bersenang-senang. Tertarik mengikutinya? Mungkin. Walaupun demikian kita harus menyaring kegiatan mana saja yang bisa kita jadikan sebagai kegiatan. Pertimbangkan apakah kegiatan itu bisa bermanfaat bagi diri kita atau mungkin bagi masyarakat sekitar.

0

Sebagai kita ketahui Silicon Case sedang nge-trend di kalangan pengguna ponsel. Bukan karena mengikuti trend masa kini, tapi juga sebagai pelindung dari berbagai benturan dari luar. Lepas dari hal tersebut, Silicon Case memiliki dampak yang negatif. Salah satu yang sering terjadi akibat penggunaan silicon case ini adalah melemahnya sinyal ponsel. “Silicon Case yang digunakan pada ponsel memang memiliki manfaat, yakni untuk melindungi casing dari goresan atau bahkan benturan. Tetapi penggunaan yang berlebihan diketahui membawa dampak buruk, yakni bisa melemahkan sinyal ponsel,” ungkap Iskak pada Malang Post, kemarin.
Melemahnya sinyal ponsel ini, lanjut Iskak, tak lain disebabkan dari suhu udara di sekitarnya yang lembab. Ketika menggunakan silicon case, biasanya ponsel jadi lebih lembab karena udara tidak bisa keluar masuk. Hal inilah yang lama-lama akan mempengaruhi kondisi udara di dalam ponsel menjadi lebih lembab. Kalau sudah lembab, hardware ponsel yang pada akhirnya akan kena efeknya.
Untuk mencegah kondisi ini terjadi, lanjut Iskak, pengguna harus sering-sering membuka silicon case pada ponselnya itu.
Paling tidak dua hari sekali selama 5-10 menit ponsel harus dilepaskan dari bajunya untuk mendapat udara segar. Jika cara ini dirasa sangat merepotkan, cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan menggunakan silicon case yang memilki banyak pori. Menurut Iskak, saat ini salah satu brand aksesori ponsel telah meluncurkan silicon case dengan banyak pori yang memungkinkan aliran udara bisa meluncur bebas dan mencegah terjadinya kelembapan pada ponsel.
“Saat ini baru Welcomm yang merilis silicon case dengan banyak pori. Namun harga silicon case berpori ini sedikit lebih mahal dibandingkan dengan silicon case biasa. Jika silicon case biasa dijual Rp 20.000, untuk silicon case berpori lebih mahal atau selisih Rp 5.000 dari harga biasa,” pungkasnya.

sumber : malang-post.com